Sabtu, 19 Juli 2014

Pegang Kartu BPJS, tapi Diminta Siapkan Rp 2 Miliar untuk Biaya Operasi



Tribunnews.com, Bekasi - Malang nian nasib Pramudita Iskandar, bayi laki-laki berusia tujuh bulan yang menderita penyumbatan hati. Putra pasangan Ian Muhammad (27) dan Ayu Denta (20) itu ditolak melanjutkan pengobatan di RSCM dan BPJS-nya ditolak.

"Saya melahirkan Pramudita di bidan posyandu. Saat itu sudah terlihat kelainan, warna kulit bayi agak menguning," ujar Ayu Denta di rumah kontrakannya di kawasan Pondok Gede, Selasa (13/05/2014).

Setelah itu, Ayu membawa Pramudita ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bekasi. Di sanalah baru diketahui bahwa Pramudita menderita penyumbatan hati dan harus melakukan cangkok hati.

Pramudita mendapat perawatan selama empat hari di RSUD Bekasi. Setelah itu, pihak rumah sakit merujuk Pramudita untuk dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Alasannya, RSUD Bekasi tidak memiliki fasilitas pengobatan yang memadai untuk pasien penderita penyumbatan hati.

Ayu beserta suami pun mengikuti anjuran RSUD. Pada 14 Maret 2014, mereka membawa Pramudita ke RSCM dengan harapan mendapat penanganan yang baik. Namun, setelah tiga minggu dirawat di RSCM, pihak rumah sakit menganjurkan agar Pramudita dibawa pulang.

"Tidak ada penanganan yang serius, padahal kondisi anak saya sudah seperti ini,” keluh Ayu.

Ayu mengatakan, dia diminta harus menyiapkan uang sekitar Rp 2 miliar untuk biaya operasi dan perawatan apabila Pramudita ingin sembuh. Ketika Ayu menyodorkan surat BPJS Kesehatan kepada pihak rumah sakit, ditolak. Alasannya, biaya dari BPJS Kesehatantidak mampu menutupi semua biaya pengobatan.

“Katanya saya boleh balik lagi jika sudah punya uang untuk biaya operasi, tapi uang segitu darimana saya dapatnya,” keluhnya.

Saat ini, Pramudita masih belum medapatkan perawatan lebih lanjut. Perut dan bagian kelaminnya terlihat membesar.

Bayi itu tinggal bersama kedua orangtuanya serta kakek nenek dalam rumah kontrakan sederhana di Jatiwaringin, Pondokgede. Belum ada bantuan dari pihak manapun.

Ayu Denta kecewa karena BPJS Kesehatan tidak dapat menjadi penolong anaknya. Sedangkan dirinya tidak tahu akan kemana mencari uang untuk biaya pengobatan Pramudita. "Kami hanya tukang cuci dan buruh serabutan," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar